WELCOME TO YUDHA'S BLOG

Minggu, 26 Juni 2011

Gunung Api dan Mitigasi Bencana "Letusan Gunung Api" di Indonesia

    

    A.    Gunung Api
1.      Klasifikasi Gunung Api 
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga klasifikasi berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya :
a.       Gunung Api Tipe A :
·         tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
b.      Gunung Api Tipe B :
·         sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
c.       Gunung Api Tipe C :
·         sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumulora pada tingkah lemah.


2.      Jenis Gunung Api berdasarkan bentuknya 
a.      Strarovolcano

Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
b.     Perisai
 
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
c.       Cinder Cone

Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
d.      Kaldera

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

3.      Gunung Meletus
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.

4.      Ciri-ciri Gunung Api akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
·         Suhu di sekitar gunung naik.
·         Mata air menjadi kering.
·         Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa).
·         Tumbuhan di sekitar gunung layu.
·         Binatang di sekitar gunung bermigrasi.

5.      Hasil letusan Gunung Api
a.       Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
b.      Lava dan aliran pasir serta batu panas 

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
c.       Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
d.      Hujan Abu

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
e.       Awan Panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
f.       Tanah longsor
Terlepasnya sebagian masa tanah yang diakibatkan tidak kuatnya daya ikat tanah, sehingga saat terjadi getaran atau gempa yang berasal dari gunung api yang akan meletus sebagian masa tanah terurai dan dalam skala yang besar bisa mengakibatkan tanah longsor.

6.      Dampak dari Letusan Gunung Api
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat sekitar Gunung Merapi. Ancaman lahar telah terjadi pada letusan Gunung Merapi pada tahun 1994 dan 2006. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.
Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Bahkan pada letusan tahun 2006, awan panas telah merenggut dua korban jiwa di Kaliadem.
Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.

    B.     Mitigasi Bencana Gunung Api
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah gunung berapi yang banyak. Sekitar 13%-17% dari gunung berapi aktif yang ada di dunia, terdapat di Indonesia.
Mengingat banyaknya gunung berapi yang terdapat di Indonesia, maka Indonesia sangat rawan dengan letusan gunung berapi. Yang masih sangat melekat dalam ingatan kita tentunya letusan gunung Merapi di Yogyakarta yang mengeluarkan material vulkanik yang dahsyat hingga memakan korban yang tidak sedikit.
Sebenarnya letusan gunung berapi tidak hanya membawa bencana, Selain itu gunung berapi juga membawa sumber kemakmuran bagi kawasan disekitarnya. Material vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup pascabencana.
Penanggulangan bencana gunung berapi tidak hanya terpusat di kawasan gunung berapi, tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan gunung berapi yang kadang sulit untuk dievakuasi. Alasannya selain keterikatan dengan tempat tinggal dan lahan pertanian, juga karena adanya kepercayaan terhadap gunung berapi.
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
a.     Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatatgempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantorDirektorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung api menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
b.    Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadipeningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporandan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
c.    Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskanjenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arahpenyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana. 

d.   Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, danGeokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dandokumen lainya.
e.   Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerahserta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
Langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan saat menghadapi ancaman bencana Gunung Api, diantaranya :
a.       Antisipasi atau Sebelum Letusan Gunung Api
·         Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya.
·         Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman.
·         Membuat sistem peringatan dini.
·         Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
·     Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang.
·     Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan.
·         Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting.
·      Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi.
b.      Saat Letusan Gunung Api Terjadi
·     Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan.
·         Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas.
·       Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
·        Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa kontak.
·         Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung .
·         Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
c.       Setelah Terjadi Letusan Gunung Api
·         Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
·      Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
·      Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.

"tah anu gaduh blog ieu teh...^-^"....!!!



2 komentar: